Pages

Test Footer

Test Footer 2

Blogroll

Blogger templates

Test Footer 1

Model, Kurikulum, Bahan Ajar Homeschooling


Tidak seperti session pertama yg tanpa persiapan, kali ini saya mengikuti  webinar  session 2  dengan terlebih dahulu membaca ulasan materi beserta ebook  yg telah dikirmkan www.rumahinspirasi.com dan www.bentangilmu.com ke email saya, materi dan ebook tsb diberikan kepada seluruh peserta yang akan  mengkuti webinar Homeschooling Usia Sekolah. Karena tema bahasan kali ini sangat  menarik minat saya, maka dengan niat agar lebih memahami saya pun mendownload  dan membaca materi yg telah dikirim tsb. Materinya antara lain berupa  kurikulum 2013 untuk SD, SMP, dan SMA serta materi Model serta Methode Homeschooling dan 1 materi materi tambahan.

Awal Webinar kali ini, Pak Sumardiono yang akrabnya dipanggil Mas Aar berbicara mengenai Substansi Homeschooling. Beliau mengulas lagi secara sekilas bahasan session sebelumnya  tentang Homeshooling dan Sekolah. Menurut beliau Homeschooling adalah Pendidikan Alternatiif yang berbeda dengan sekolah. Homeschooling adalah pendidikan berbasis keluarga. Sedangkan Menyekolahkan artinya Mendelegasikan wewenang proses pendidikan dengan para professional sebuah lembaga yg bernama sekolah yg tentunya dgn kurikulum yg dipakai disekolah tsb. Untuk Negara Indonesia memakai kurikulum terpusat yang saat ini diterapkan adalah kurikulum 2013. Dalam Webinar kali ini tidak begitu panjang lebar membahas Kurikulum 2013. Mas Aar focus pada  bahasan tentang Model, Methode dan Kurikulum Homeschooling yang sangat beragam. Hal ini menambah  cakrawala  wawasan peserta webinar  yg selama ini boleh jadi hanya mengenal dan menjalani  kurikulum terpusat tsb .

Standar dan Model penyelenggaraan Homeschooling tergantung pada  keluarga yg menjalaninya. Para Orang tua yg ingin memulai Homeschooling  secara berproses akan menemukan sendiri Pola dan  Model Homeschooling yg cocok  dengan Visi dan karakter keluarganya serta jalur apa yg mereka pilih dan itu pun bersifat dinamis.  Tidak ada standar yang baku bagaimana semestinya Homeschooling itu dijalankan.  Kekurangan jalur pendidikan Homeschooling adalah Para Praktisi Homeschooling tidak bisa mencari kambing hitam jika ada kegagalan dikemudian hari.  Karena dalam Homeschooling wewenang dalam penyelenggaraan proses serta tanggung jawabnya  pembelajaran ada pd orang tua. Maka sebelum memulai  Homeschooling, Para orang tua sebaiknya membuat gambar besar terlebih dahulu tentang :
  1. Bagaimana gambaran ideal mereka tentang anak anak saat mereka dewasa dan menyelesaikan pendidikannya, Apakah anak anak akan cocok n cendrung  memilih jalur akademisi, professional atau bahkan Bisnis/Enteurpreneur. Hal ini akan sangat mempengaruhi model dan methode homeschooling yg akan diselenggarakan. Pak Sumardiono, Pembicara Webinar Homeschooling usia Sekolah di Rumah Inspirasi yg juga sebagai Praktisi Homeschooling  berpengalaman mengatakan bahwa Model Homeschooling yang mereka praktekan lebih mengutamakan input dan karakter untuk berkarya, tidak begitu mementingkan ijazah, anak anak mereka ke depan diharapkan memiliki  karakter baik dan memiliki banyak ketrampilan, termasuk ketrampilan komunikasi, penguasaan tehnologi, ketrampilan berbahasa, dan berlogika, mereka juga mementingkan aspek spiritualitas dalam membangun  karakter anak anaknya. Gagasan  jalur tersebut tidak final namun berdasarkan proses yg dijalani. Seiring berjalannya waktu mereka menemukan pola n model yg cocok. Kenapa dikatakan tidak final, karena awalnya mereka dahulu tertarik untuk jalur cambrige test, namun seiring berjalannya waktu kemudian menurut pengakuan  Mbak Lala, Istri Mas Aar, mereka menyadari bahwa ,mereka realistis mengenali kecendrungan  bahwa mereka  ‘tidak schoolar’, artinya tidak cocok dengan jalur akademis. Akhirnya mereka memutuskan memilih jalur eunteurpreneurship.
  2. Point kedua setelah menentukan gambaran ideal , hal yg selanjutnya ditentukan adalah Ciri seperti apa, Sifat yang bagaimna , dan kemampuan penting apa saja yg dimiliki anak anak saat mereka dewasa . Pada point ini Praktisi Homeschooling  akan merumuskan lbh konkrit lg jenis kompetensi/kemampuan penting yg akan dikembangkan.  Saya pikir diinilah fungsi penajaman  profesi atau bakat yg ingin dikembangkan, agar lebih fokus dalam pembelajaran dan lebih terarah.
  3. Selanjutnya Menyusun Planning atau jalan dan skenario apa saja yg akan dilakukan untuk menuju ke gambaran ideal  tsb dgn spesifikasi di point 2.
  4. Mendata dan menyusun serta menjadwalkan Rencana Rencana dalam waktu dekat untuk menuju realisasi tujuan pendidikan anak anak.

Model dan Methode Homeschooling.

Dalam  kelas Webinar session 2 ini Mas Aar membahas tentang 2  metode homeschooling yang paling populer dan sekaligus merupakan dua metode yang sangat kontras yaitu: school-at-home dan unschooling.

A.    Methode School at Home
School-at-home adalah metode homeschooling yang mengambil model dari sekolah. Bersifat Textbook learning, kurikulumnya ; scope & sequence, dalam method ini anak anak belajar sesuai dgn mata pelajaran tertentu, menjalankan evaluasi secara periodic, dan orang tua berkedudukan sebagai guru.
Dalam Methode ini Para Praktisi Homeschooling mempunyai beberapa kekurangan dan menjadi tantangan tersendiri :
  1. Memindahkan sekolah ke rumah bukanlah pekerjaan yang mudah, karena nature rumah berbeda dengan sekolah.  Misalnya dari segi fasilitas, untuk school at home orang tua mempunyai tantangan untuk memnyediakan fasilitas yg mendukung pembelajaran anak anak scara akademis di rumah sesuai dengan kemampuan orang tua. dan  dari segi hubungan emosional anak dan guru dalam hal ini ortu akan membuka ruang  n proses negosiasi.
  2. Cara belajar disekolah berdasarkan mata pelajaran alias tidak natural, memakai kurikulum yg terintergrasi.bukan berdasarkan kebutuhan dan panggilan jiwa anak.
  3. Bagaimana pun Orang tua bukanlah Guru.
  4. Kecendrungan belajarnya  untuk lulus ujian (learn for test)
Untuk mengatasi kekurangan itu, peluang inovasi untuk model school-at-home yang dapat dilakukan antara lain:
  1. Ambil perspektif jangka panjang. Pada umumnya cara berpikir anak anak adalah konkrit dan jangka pendek, maka orang tua lah yg mengarahkan mereka melihat dalam perspektif jangka panjang. Sehingga tujuan belajarnya lebih terarah dengan baik sebagai tujuan pendidikan, karena pendidikan tidak sebatas lulus tes.
  2. Bersikap fleksibel dalam proses belajar baik dari segi waktu dan materi belaja dan yang terpenting adalah tujuan dan proses belajar bukan semata mata input anak.
  3. Gunakan model belajar modular, bukan paket.di sekolah ada fenomena jika anak anak  tidak mampu mendapat nilai tertentu  dalam beberapa bidang study maka tidak naik kelas, dan konsekuensinya anak anak akan mengulang kelas, artinya mengulang paket semua mata pelajaran, Nah dalam model belajar yang modular anak anak akan belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan yg dimilikinya sesuai dengan minat, alias tidak kaku. Bisa jadi pada usia kelas 3 SD  seorang anak  yg Homeschooling dgn method  n model ini sudah sampai menguasai dan memahami mata pelajaran Bahasa Inggris kelas 5 dan Penguasaan terhadap matetamika baru level kelas 2. Menurut saya ini sangat baik, Jika terjadi seperti diatas orang tua akan menemukan dimana letak potensi unggul anak. Dan terus mengasah kekurangan sampai dititik yang dibutuhkan saja.
  4. Perkaya materi dan alat belajar : unit study, project, multimedia, magang dan sebagainya. Banyak sekali aplikasi online sebagai inovasi proses belajar online yang bisa dimanfaatkan.
  5. Solusi Praktis : Buku soal, tutorial, bimbingan belajar, dan internet.
 B.     Methode Unschooling

Unschooling adalah methode  Homeschooling dimana orang tua bersifat pasif secara sadar. Orang tua mengawasi n mengamati proses belajar anak. Dalam model homeschooling ini anak berproses betul betul secara alami, dalam model ini, Dunia nyata adalah sarana sarana n ruang  belajar yang paling baik. Dimana keinginan belajar/ antusias terhadap sesuatu muncul secara alami dan kemudian di arahkan. Dalam model Unschooling ini keharusan keharusan yang ditetapkan oleh orang tua atau orang dewasa cendrung menghambat proses belajar anak.
Model belajar Unschooling anak diperlakukan sebagai individu yang mempunyai keinginan dan dihargai pendapatnya bukan sebagai kertas kosong. Proses belajar berlangsung secara natural, belajar melalui kegiatan alami di dunia nyata, membangun koneksi orang tua , memanfaatkan minatdan kebutuhan anak dalam proses belajar,  dan meminimalkan intervensi terhadap anak.
Anak anak Unschooling secara alami akan belajar mengambil keputusan, belajar mempertimbangkan resiko dan mengahdapi konsekuensi trhadap keputusan yang dibuatnya, Karena setiap kejadian adalah moment belajarnya, dan ruang kelasnya adalah dunia nyata, jadii otomatis akan teratih secara alami.

Peran Orang Tua dalam Homeschooling methode Unschooling.

  1. Orang tua menjadi Inspirator dari kegiatan anak:Anak akan penuh inisiatif tanpa disuruh suruh lg, karena sesungguhnya mereka teresonansi meneladani apapun pekerjaan orang tuanya yg dilakukan dengan sepenuh hati, karena setiap pekerjaan yg dilakukan sepenuh hati akan memancarkan energi yg kuat.
  2. Menyediakan lingkungan belajar yang kaya stimulus: contoh  saat anak ingin belajar tentang hewan ternak maka anak dapat dibawa langsung ke peternakan, belajar bagaimana mengurus ternak, apa saja pakan ternak bgaimana mendapatkannya..anak naka belajar secara langsung melalui fase mengalami (praktek)
  3. Membantu memberikan perspektif jangka panjang dalam proses belajarnya
  4. Membantu perencanaan dan alokasi sumber daya.
  5. Memperkaya proses yang dijalankan anak.
Pada tahapan terahir Mas Aar memaparkan Tips Unschooling dari Sandradodd (www.sandradodd.com) adalah mulai dengan keyakinan, nikmati prosesnya, terus mengupgrade diri, selalu menjadiorang tua yg lebih baik, orang tua yg mau belajar, beripikiran bahwa prinsip lebih penting dari pada aturan.

Selain School at Home dan Unschooling ada Model dan Methode Homeschoolig lain yaitu :

Ada beberapa contoh kurikulum luar yaitu :
  1. Classic seperti ACE ( Accelerated Christian education), adalah model kurikulum peradaban romawi, dimana anak anak belajar struktur berbahasa, belajar logika dan retorika.mengenal dan menganalisis serta mempertanyakan gagasan.
  2. Charlote Masson dan Montessori : Hal yang terpenting dalam kurikulum Charlote Masson ini adalah bagaimana memicu intelektualitas anak melalui narasi/ cerita inspirasi.(living book). Dan pada kurikulum Montessori lebih mementingkan aspek empiric, segala sesuatu diatur ukurannya sesuai dengan anak, alat kerja, alat pembelajaran, diatur dengan ukuran anak anak. Missal meja belajar dan kursi serta alat pertanian cangkul dll sebagai alat belajar disesuai kan ukurannya dengan ukuran anak anak.
  3. Electic homeschooling : Merupakan kurikulum mix n match alias campuran.

Lalu sebelum menutup session pembahasan Mbak Lala menyarankan beberapa tips  Bagaimana Menjalani Homeschooling :
  1. Jangan panik dan jangan kusut apalagi bingung. Model Homeschooling itu sangat banyak dan beragam. tidak terpaku dengan model School at Home saja. Homeschooling sangat cocok untuk orang tua pembelajar karena tantangan homeschooling adalah kemauan untuk belajar. Mulailah dari titik yang nyaman.
  2. Anda memiliki banyak sekali pilihan.
  3. Pilih dan mulai dari yg ada kuasai dan nyaman
  4. Orientasi pada  Praktis
  5. Subjek adalah anak dan keluarga
  6. Gunakan cara berpikir common sense, dan kritis.

Session Tanya jawab :

Dalam session Tanya jawab, saya mencatat beberapa pertanyaan dari sahabat sahabat peserta webinar seperti :

1. bagaimana kurikulum yang cocok untuk diterapkan pada anak berkebutuhan khusus misal pada anak autis usia 6 tahun namun mentalnya baru usia 3 tahun tidak suka calistung dan bisa berenang secara otodidak dan menyukai wall climbing?,
Jawaban Mas Aar : Kurikulum yang cocok untuk diterapkan pada anak anak berkebutuhan khusus adalah focus pada apa yg menjadi kebutuhan khususnya, dan memang benar anak anak otak kanan itu cendrung fokus pada satu kegiatan saja.

Namun saat itu saya jadi ingat suatu pesan saat mengikuti seminar Ayah Edy  dan seminar Pak  Munif Chatib , bahwa  fokuslah pada kelebihan apa yang dimiliki anak, bukan kekurangannya sehingga kita para orang tua akan cepat menemukan apa yang menjadi bintangnya, apa yang menjadi harta karunnya. yang kemudian itu merupakan panggilan jiwanya.

2. Kurikulum dan Model Homeschooling  yang bagaimana yang dipraktekan Mas Aar dan Mbak lala kepada anak anaknya?
Jawaban Mbak Lala dan Mas Aar : Model Homeschooling yang mereka praktekan lebih mengutamakan input dan karakter untuk berkarya, tidak begitu mementingkan ijazah, anak anak mereka ke depan diharapkan memiliki  karakter baik dan memiliki banyak ketrampilan, termasuk ketrampilan komunikasi, penguasaan tehnologi, ketrampilan berbahasa, dan berlogika, mereka juga mementingkan aspek spiritualitas dalam membangun  karakter anak anaknya. Gagasan  jalur tersebut tidak final namun berdasarkan proses yg dijalani. Seiring berjalannya waktu mereka menemukan pola n model yg cocok. Kenapa dikatakan tidak final, karena awalnya mereka dahulu tertarik untuk jalur cambrige test, namun seiring berjalannya waktu kemudian menurut pengakuan  Mbak Lala, Istri Mas Aar, mereka menyadari bahwa ,mereka realistis mengenali kecendrungan  bahwa mereka  ‘tidak schoolar’, artinya tidak cocok dengan jalur akademis. Akhirnya mereka memutuskan memilih jalur eunteurpreneurship. ( ini sudah dibahas di awal sessi)

3. Kendala apa yang dihadapi Mba Lala n Mas Aar selama proses  homeschooling?
Jawaban Mas Aar : kendala yg dihadapi lbh bersifat internal. jawaban Mbak Lala : kendala terberat itu Capek. karena mereka menjalani homeschooling tanpa assisten. namun yang terpenting saat menghadapi kendala kita tau apa yg mesti kita lakukan sebagai solusi, dan mngkomunikasikan apa yg kita butuhkan dengan pasangan dan anak anak.

4. Apakah anak anak Mas Aar dan Mbak Lala pernah mengalami ledekan dari teman teman yang sekolah formal n bgaimana cara mnguatkannya?
Jawaban Mbak Lala : Justru kebalikan situasinya, orang orang yg ditemuinya malah bertanya bagaimana bisa tdak sekolah namun menguasai begtu bnyak skill dan terlihat bahagia. malah bersyukur sekali anak nak terhindar dari depresi setiap mau ujian seperti yang dialami anak anak yg bersekolah secara formal.

5. Bagaimana menimbulkan jiwa kompetitif pada anak anak Homeschooling? Point jawaban yang saya catat : tanpa diajari untuk berkompetisi sejatinya hidup ini kita mau ga mau sudah berkompetisi secara sadar atau tidak. namun didalam homeschooling lebih bermanfaat anak anak diajarkan untuk menjalin kerjasama.

6.Tips Homeschooling  yg praktis  untuk dijalankan jika jarak usia anak yg berjauhan? keteladann : jadikan anak pertama (sulung) menjadi Rules Model bagi adik adiknya. point yang saya catat : Rules Model keteladanan (Top-Down)

7. Bagaimana praktek homeschooling  yang punya jadwal kerja tetap seperti pns/karyawan?
jawabannya : solusinya adalah mencari assisten dalam mendampingi proses belajar anak anak.

Demikianlah catatan saya tentang Webinar Homeschooling Usia Sekolah Session 2. Semoga bisa bermanfaat bagi sahabat sahabat semua, dan bagi yang ingin mengikuti webinar seperti saya silahkan ke www.rumahinspirasi.com atau www.bentangilmu.com. Alhamdulillah Puji Syukur kepada Allah yang selalu menerangi jiwa ku dengan Rahmat Nya, trimah kasihku pada Papa Dahen, Ihsan dan Aryan yang sudah kooperatif sehingga Saya bisa mngikutinya webinar dengan khusyuk sampai akhir. Sampai bertemu lagi dalam catatan Webinarku Session 3. yang nanti akan membahas Pilar pilar keberhasilan dalam Homeschooling.

Dharmasraya, 15 Mei 2014
Salam Pembelajar
Marleni.

1 komentar

  1. Betul banget Mba.
    dan kebetulan juga saya baru punya anak, jadi sangat perlu sekali bagi saya untuk mengetahui Bakat dan minat anak.

    Dan saya nemuin jawabannya ditulisan ini

    BalasHapus

 

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.