Pada
dasarnya anak itu memiliki beragam. Menyamakan anak dengan membuat
sebuah standar pendidikan yang sama dan seragam adalah sebuah pengabaian
terhadap keragaman anak. Bahkan bukan hanya pengabaian, penyeragaman
standard itu bukan hanya membuat anak tak berkembang, tetapi dapat
membuat potensi mereka mati.
Ada anak yang cerdas fisik, tetapi dijuluki anak nakal di kelas karena tidak bisa duduk tenang. Ada anak yang cerdas interpersonal yang senang ngobrol/bergaul, tetapi dinilai berisik dan mengganggu. Ada anak yang senang belajar dengan praktek dan dinilai bodoh karena tidak bisa belajar dengan cara membaca teori. Itu hanya sebagian contoh dari keragaman anak yang sering diabaikan dan “dilabeli bermasalah” di dalam model pendidikan yang mengagungkan standar dan keseragaman.
Animasi flash tentang “Sekolah Hutan” di bawah ini adalah ilustrasi yang bagus untuk menjadi refleksi kita dalam memandang keragaman anak-anak dalam konteks keragaman mereka.
Terima kasih kepada mbak Miranti Mayangsari yang telah berbagi video ini. www.rumahinspirasi.com
Ada anak yang cerdas fisik, tetapi dijuluki anak nakal di kelas karena tidak bisa duduk tenang. Ada anak yang cerdas interpersonal yang senang ngobrol/bergaul, tetapi dinilai berisik dan mengganggu. Ada anak yang senang belajar dengan praktek dan dinilai bodoh karena tidak bisa belajar dengan cara membaca teori. Itu hanya sebagian contoh dari keragaman anak yang sering diabaikan dan “dilabeli bermasalah” di dalam model pendidikan yang mengagungkan standar dan keseragaman.
Animasi flash tentang “Sekolah Hutan” di bawah ini adalah ilustrasi yang bagus untuk menjadi refleksi kita dalam memandang keragaman anak-anak dalam konteks keragaman mereka.
Terima kasih kepada mbak Miranti Mayangsari yang telah berbagi video ini. www.rumahinspirasi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar