Suatu ketika seorang teman bercerita tentang seorang sahabatnya dari
Jepang. Jika ia ke Toilet, selalu saja keluarnya lama sekali.
Lama-lama teman saya penasaran, meskipun tidak sopan namun karena rasa
penasaran melihat sahabatnya yang selalu keluar lama di Toilet akhirnya
ia tak kuasa untuk bertanya juga.
Hai "Teman San" mengapa kamu
kok jika ke toilet keluarnya selalu saja lama sekali, memangnya kenapa?
ada yang saya bisa bantu ?"
"Oh iya maaf" jawabnya agak kikuk, karena ia tak menyangka akan di tanya mengenai hal ini.
"Mengapa saya lama jika di toilet, karena saya selalu berusaha
membersihkan toilet tersebut sampai bersih dan kering persis seperti
pada saat saya masuk", saya ingin agar orang berikutnya yang masuk ke
toilet ini merasa senang karena bersih dan kering"
Begitu teman saya menuturkan kepada saya.
"Ah alangkah hebatnya sahabat Jepang mu itu", jawab saya.
Lalu saya tanya lagi," kok orang-orang Jepang bisa punya kebiasaan seperti itu ya ?"
Oh iya kata kawan saya, "Sekolah2 di Jepang itu sejak SD kelas 1
sampai kelas 6 melatih anak-anak untuk secara bergiliran membersihkan
dan merawat wc sekolah mereka termasuk gurunya juga mencontohkan
demikian."
"Jadi mungkin karena mereka selama 6 tahun sudah biasa
bersih dan merasakan betapa beratnya membersihkan sendiri WC sekolah
maka mereka tidak mau sembarangan mengotorinya. Dan rupanya kebiasaan
ini terbawa terus hingga mereka dewasa"
Saya sungguh tertegun
dengan penjelasan kawan saya ini, terlepas dari akurat atau tidaknya
informasi ini, tapi saya tetap kagum dengan cerita kawan saya ini.
Wah...! seandainya saja kurikulum dan sekolah-sekolah di Indonesia juga
mau menerapkan pelajaran kebersihan ini selama 6 tahun kepada para
siswa-siswinya, melalui teladan dari para gurunya m
aka mungkin
Kebersihan di negari ini benar-benar menjadi bagian dari pada Iman.
Jujur saja saya jadi terinspirasi dan mulai dari saat mendengar cerita
kawan saya ini saya selalu berusaha meninggalkan wc publik yang habis sy
pakai dalam keadaan bersih seperti saat saya masuk.
Mari kita renungkan bersama.
Salam syukur penuh berkah,
-ayah edy -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar