Pages

Test Footer

Test Footer 2

Blogroll

Blogger templates

Test Footer 1

Kasih Sayang Tak Akan Terkalahkan

"Secanggih apapun Teknologi Layar sentuh yang kita miliki atau kita berikan pada anak tidak akan pernah bisa menggantikan sentuhan kasih sayang kita pada anak-anak kita."
Percayalah !!
-ayah edy-

Pendidikan itu Membentuk Akhlak Bukan Hanya Kepintaran

Pendidikan bertujuan membangun etika, moral (budi pekerti), sedangkan Pengajaran bersifat transfer knowledge/memberitahu dengan tujuan membangun intelektualitas. Selama ini sekolah hanya memberikan pengajaran, tetapi kurang memberikan pendidikan, atau mungkin memberikan dalam porsi kecil, bukan sebagai muatan utama. Dan bila terjadi masalah budi pekerti, kebanyakan sekolah akan melimpahkan tanggungjawab pada orangtua, padahal orangtua sendiri sudah merasa menyerahkan pendidikan sang anak kepada sekolah.[ https://jejakembunpagi.wordpress.com/2015/03/05/pilih-anak-pintar-atau-anak-berkarakter-atau-anak-pintar-dan-berkarakter-bagian-1/]

"UANG 100 RIBU RUPIAH"




Seorang guru mengangkat uang 100 ribu rupiah di depan murid-muridnya.
Lalu ia bertanya: "Siapa yang mau uang ini?"
Semua murid mengangkat tangan mereka, tanda ingin.....
Kemudian guru itu meremas uang 100 ribu itu dengan tangannya dan kembali bertanya : "Sekarang siapa yang mau uang ini?"
Kembali semua murid mengangkat tangannya.
Selanjutnya ia melemparkan uang itu kelantai dan menginjak-injaknya dengan sepatunya, sampai uang itu jadi kotor. Setelah betul-betul kotor oleh debu ia berkata : "Sekarang siapa yang mau uang ini?"
Tetap saja seluruh murid mengacungkan tangan mereka.

Saat itulah sang guru memasukkan pelajarannya : "Inilah pelajaran kalian hari ini. Betapapun kalian berusaha merubah bentuk uang ini tidak akan berpengaruh kepada nilainya. Bagaimanapun kalian dihinakan, diremehkan, direndahkan, dilecehkan, dinistakan, kalian harus tetap yakin bahwa nilai hakiki kalian tidak akan pernah tersentuh. Ketika itu kalian akan tetap berdiri kokoh setelah terjatuh. Kalian akan memaksa seluruh orang untuk mengakui harga dirimu. Bila kalian kehilangan kepercayaan terhadap diri kalian sendiri dan nilainya, saat itulah kalian kehilangan segala-galanya.."
Semoga bermanfaat.

Bagaimana Membentuk Anak Yang Santun?

Bagaimana ya caranya membuat anak-anak balita atau di atasnya bisa bersikap ramah, santun, berakhlak yang baik, padahal sudah berkali-kali juga di beritahu, diajarkan tapi selalu saja anak-anak bertingkah yang “menggemaskan hati”
Begitu biasa keluhan orangtua melihat tingkah laku putra-putrinya apalagi jika bertamu atau kedatangan tamu. putra-putrinya hampir selalu membikin malu.
Kira-kira apa sih ya sebabnya? dan bagaimana cara ampuh mengatasinya? Mungkin renungan berikut ini bisa kita terapkan untuk membentuk sopan santun pada putra-putri kita tercinta.
Suatu saat Seorang dokter yang bertugas di sebuah desa sedang berkeliling ke rumah warga lalu mampir di rumah seorang petani, ia terkesan oleh kepandaian dan sikap ramah dari anak si petani yang menyambut kedatangannya.
Usianya kira-kira 5th, sang dokter penasaran mengapa anak itu begitu ramah. Tak lama kemudian ia menemukan jawabannya, saat ibu anak itu tengah sibuk di dapur mencuci piring-piring dan perkakas dapur yang kotor, si anak datang kepadanya dengan membawa sebuah majalah:
“Bu, apa yang sedang dilakukan pria dalam foto ini?” tanyanya.
Sang dokter tersenyum kagum ketika melihat ibu anak itu segera mengeringkan tangannya, duduk di kursi, memangku anak itu dan menghabiskan waktu selama sepuluh menit untuk menerangkan serta menjawab berbagai pertanyaan buah hatinya.
Setelah anak itu beranjak pergi sang dokter menghampiri ibu itu dan berujar,”Kebanyakan ibu tidak mau diganggu saat ia sedang sibuk? Mengapa ibu tidak seperti itu?”
Dengan senyum si ibu menjawab,” Saya masih bisa mencuci piring dan perkakas kotor itu selama sisa hidup saya, tetapi pertanyaan-pertanyaan polos putra saya mungkin tidak akan terulang sepanjang hidup saya.”
JANGANLAH KITA SEBAGAI ORANGTUA MENJADI TERLALU SIBUK DENGAN ‎​  PEKERJAAN, HOBI, HEWAN KESAYANGAN DAN LAIN-LAIN SAMPAI-SAMPAI BEGITU SEDIKIT BAHKAN….TIDAK ADA WAKTU TERSISA UNTUK BERCENGKRAMA, BERBICARA, BERMAIN BERSAMA DENGAN ANAK.
Jika anak menghampiri kita dan ingin mengajak berbicara, sebaiknya “Hentikan” apapun yang sedang kita lakukan dan jadilah pendengar yang baik bagi dia. Sadarlah bahwa mungkin itu tidak akan pernah datang lagi. Kita tahu bahwa anak-anak kita sedang tumbuh besar saat mereka mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang semakin kritis dan kreatif :) . Jangan sia-siakan waktu yang tak pernah kembali…{ http://pondokibu.com/parenting/pendidikan-psikologi-anak/bagaimana-membentuk-anak-yang-santun/}



Bagaimana Agar Belajar Sama Menyenangkan Dengan Nonton Film Kartun!




Mengapa Anak saat belajar otaknya merasa “penuh” sedangkan saat menonton film kartun atau main game otak mereka tidak merasa penuh, bahkan bisa bertahan seharian.?
Saat menonton film/game anak menggunakan kedua belah otaknya, otak kanannya dipakai saat dia menikmati gambar, warna, dan berimajinasi. Sebaliknya, otak kirinya dipakai saat dia mendengarkan percakapan, membaca teks, dan mengikuti logika alur cerita. Disisi lain saat belajar, anak praktis hanya menggunakan otak kirinya.dimana perbedaan fungsi otak adalah sebagai berikut:
OTAK KIRI:Kata,Angka, Garis,Logika,Daftar,Hitungan. Yang bersifat INGATAN JANGKA PENDEK
OTAK KANAN:Konseptual ,Irama, Gambar, Warna, Dimensi, Imajinasi, Melamun. yang bersifat INGATAN JANGKA PANJANG
Tantanganya sekarang, apakah anak bisa belajar dan mengingat sama baiknya seperti menonton film? Tentu saja! Yaitu ketika kita libatkan sisi otak kanan dalam kegiatan belajarnya.
Diantaranya gunakanlah:
1.      Warna (stabilo, kartu, flas card)
2.      Gambar (lengkapi diagram dalam bentuk gambar atau berimajinasi dengan pelajaran tersebut).
3.      Irama atau nada/nadhom
4.      Mind map
5.      Belajar dengan teknik-teknik mengingat
[ Buku 88 Cemilan Otak]

 

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.