Titik
berangkat homeschooling adalah keluarga. Keluarga menempati tempat yang
sangat krusial dalam proses homeschooling karena keluarga menjadi model
pembelajaran yang pertama bagi anak. Dan pembelajaran yang paling
banyak terjadi adalah melalui kegiatan-kegiatan informal dalam
keseharian.
Anak mengobrol bersama orangtua, mendengar dan mengamati segala
sesuatu yang terjadi dan ada di rumah, mengeksplorasi benda-benda di
rumah, mengikuti dan meniru kegiatan orangtua adalah contoh kegiatan
penting dalam homeschooling. Apalagi ketika anak menjalani homeschooling
usia dini.Oleh karena itu, penting untuk membangun budaya keluarga.
Apa itu budaya keluarga?
Secara sederhana, budaya keluarga adalah segala sesuatu yang dipraktekkan keluarga sehari-hari. Budaya keluarga bukan sebuah hal yang diinginkan dan diidealkan, tetapi kenyataan yang dijalani dan dilihat anak sehari-hari.Contoh sederhana budaya keluarga adalah cara memanggil ayah/bunda, gaya komunikasi ayah-bunda & orangtua-anak. Kebiasaan mengisi waktu luang. Apa yang biasa ditanyakan/dianggap penting. Dan sebagainya.
Walaupun semua aspek budaya keluarga harus dikembangkan, menurutku setidaknya ada 3 budaya keluarga yang penting diperhatikan dalam konteks homeschooling, yaitu budaya spiritualitas, budaya pengembangan diri, dan budaya bakti/karya keluar.
Budaya Spiritualitas
Budaya spiritualitas berkaitan dengan hubungan anak dengan Tuhan serta penanaman nilai-nilai moralitas. Karena anak belum banyak memahami konsep abstrak, proses belajar tentang spiritualitas dan tata nilai sebagian besar diperoleh anak melalui pengamatan atas keteladanan yang dilakukan orangtua dan kebiasaan-kebiasaan yang berkaitan dengan spiritualitas yang dibangun keluarga.Budaya Pengembangan Diri
Budaya pengembangan diri berkaitan dengan kebiasaan berfikir terbuka, bertanya (bukan menghakimi), dan senang mencari ilmu. Termasuk di dalam budaya ini berkaitan dengan relasi orangtua dengan sumber ilmu (buku, internet, media, dan sumber ilmu lainnya). Termasuk di dalam pengembangan diri ini adalah keterlibatan orangtua dengan hobi yang ditekuni dengan sungguh-sungguh.Budaya Bakti/Karya untuk Orang Lain
Sementara budaya pengembangan diri berkaitan dengan kepentingan pribadi, budaya penting lainnya yang perlu dibangun di keluarga adalah kebiasaan bakti/karya untuk orangtua lain. Dari kebiasaan orangtua melakukan kerja profesi & kerja sosial, anak akan belajar secara bertahap untuk tidak berfokus pada diri sendiri (self-sentris), tetapi menyadari bahwa keberhasilannya terkait dengan karya dan nilai manfaat yang diciptakannya untuk orang lain.
***
Nah, mari kita coba refleksikan ketiga budaya itu di dalam keluarga
kita. Setiap keluarga pasti sudah memilikinya. Dan setiap keluarga
memiliki kebiasaan-kebiasaan yang khas, yang berbeda antara satu
keluarga dengan lainnya.Sekarang, tantangan kita adalah terus mengasah kebiasaan-kebiasaan baik keluarga kita agar semakin berkualitas sehingga secara alami anak melihat yang baik, tumbuh dan belajar dengan nyaman di rumah. www.ri.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar