Kemarin,
Lala memberi tahu bahwa ada diskusi yang seru di status mbak Andini
Rizky tentang homeschooling.
Bahasannya tentang jawaban mas Hernowo Hasim atas pertanyaan mbak Melly Kiong di milis Dikbud. Thread milis itu ada di sini:
Bahasannya tentang jawaban mas Hernowo Hasim atas pertanyaan mbak Melly Kiong di milis Dikbud. Thread milis itu ada di sini:
Karena pada saat bersamaan sedang ada pembahasan tentang pengertian homeschooling di milis SekolahRumah, saya ingin menuliskan catatan kecil; yang mudah-mudahan bisa menjadi diskursus kecil tentang homeschooling.
**
Catatan ini merepresentasikan pendapat pribadi saya sebagai seorang
praktisi homeschooling. Jadi, kalau ada ketidaksetujuan terhadap
pendapat ini, silakan disampaikan kepada saya; mohon tidak digeneralisir
kepada seluruh praktisi homeschooling karena para praktisi
homeschooling memiliki pandangan-pandangan yang beragam tentang hal ini.
Ada beberapa poin yang ingin saya buat dalam catatan mengenai pengertian homeschooling ini.
Secara pribadi, saya tidak kenal dengan mas Hernowo Hasim (walaupun
sempat ketemu di acara launching buku homeschooling-nya Kak Seto). Saya
mengenal mas Hernowo dari tulisan-tulisan beliau dan saya termasuk
penikmat tulisan-tulisannya yang inspiratif, merefleksikan kecintaan dan
dedikasinya yang mendalam pada dunia pendidikan.
Spirit penjelasan mas Hernowo tentang homeschooling di milis itu pun
saya rasakan sangat apresiatif. Hanya saja, ada pandangan beliau
mengenai homeschooling yang menurut saya sebagai praktisi homeschooling
kurang tepat dan ingin saya beri catatan.
1. There’s no single and simple definition
Karena karakter dasar homeschooling adalah terdistribusi (pusat gagasan
terletak pada keluarga), para keluarga menyelenggarakan homeschooling
yang berbeda-beda bentuknya. Itulah sebabnya, tak ada definisi yang
tunggal dan mudah mengenai homeschooling sebagaimana yang dikatakan
Marsha Ransom, penulis buku “The Complete Idiot’s Guide to
Homeschooling”. Kalau ditanyakan kepada 100 orang praktisi homeschooling
tentang bentuk dan metode yang digunakan, kemungkinan besar akan
ditemukan 100 bentuk homeschooling yang berbeda.
Walaupun tak mudah dan tak ada definisi tunggal tentang
homeschooling, kita tetap memerlukan sebuah definisi. Mungkin tidak
dalam pengertian yang sangat ketat seperti dalam dunia akademis, tetapi
definisi itu kita perlukan untuk memperjelas gagasan homeschooling dan
membuat distingsi (pembedaan) terhadap gagasan-gagasan yang lain.
Dalam konteks homeschooling, definisi itu terutama diperlukan untuk
meletakkan gagasan homeschooling dalam perbandingannya dengan sekolah
formal.
2. Antara homeschooling dan sekolah formal
Dalam penjelasan tentang homeschooling, mas Hernowo berusaha untuk tidak mempertentangkan antara homeschooling dan sekolah.
Sampai di sini, saya mengapresiasi pandangan mas Hernowo yang
berusaha membangun sikap moderat dan mendorong agar orang tak menganggap
homeschooling sebagai ancaman bagi sekolah. Menurut saya, itu spirit
yang benar. Sebab, orientasi pandangan kita memang seharusnya tertuju
pada kepentingan anak untuk meraih tujuan-tujuan pendidikan; bukan pada
sikap konfrontatif-defensif pada sebuah model pendidikan tertentu.
Tetapi pada sisi lain, kita membutuhkan sebuah gambaran yang jelas
tentang homeschooling dibandingkan dengan sekolah. Sebab, to some
extent, homeschooling merupakan sebuah antitesis sekolah formal.Di
Amerika Serikat, homeschooling adalah anak kandung dari kritik-kritik
pada model sekolah formal yang terjadi pada era tahun 1960-1970-an yang
melahirkan pemikiran-pemikiran Ivan Illich, Moore, John Holt, dan
sebagainya.
Ini adalah fakta dan menurut saya tidak apa-apa untuk dibuka sebagai
proses pembelajaran kita. Oleh karena itu, pada tingkat gagasan tak ada
salahnya untuk menyandingkan gagasan homeschooling dan sekolah, dengan
tetap berusaha menjaga diri agar kita tidak bersikap ofensif-defensif.
Dari apa yang saya ketahui hingga saat ini, homeschooling selalu
dipandang sebagai pendidikan alternatif selain sekolah. Saya tidak
pernah membaca literatur bahwa homeschooling merupakan subordinat dari
sekolah, yang ditempatkan sebagai suplemen kegiatan bersekolah.
Yang saya ketahui, pengertian homeschooling yang paling umum adalah
ketika sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab dan
menyelenggarakan sendiri pendidikan anaknya dan tidak mengirimkan
anaknya ke sekolah.
Ada beberapa substansi dari definisi mengenai homeschooling:
- homeschooling adalah pendidikan alternatif (bukan sekolah)
- homeschooling diselenggarakan oleh keluarga (bukan lembaga)
- homeschooling berbasis rumah (rumah menjadi titik awal dan sekaligus tempat kembali dalam proses belajar)
Dari titik berangkat ini, saya berpandangan adalah bahwa
homeschooling sama dengan sekolah dalam artian keduanya adalah alat
untuk menggapai tujuan pendidikan. Tetapi, keduanya juga perlu dibedakan
(dalam pengertian netral, bukan lebih baik atau lebih buruk).
Homeschooling sendiri memiliki rentang model yang sangat lebar, mulai
yang sangat tidak terstruktur dan sama sekali berbeda dari sekolah
(model unschooling) hingga model yang sangat terstruktur yang
mengadaptasi sekolah (model school-at-home). Diantara kedua titik
ekstrem itu, ada bermacam model yang berada diantaranya.
Tetapi, dalam pandangan saya homeschooling tetaplah berbeda dari
sekolah. Walaupun praktisi homeschooling menyelenggarakan homeschooling
dengan menggunakan metode school-at-home yang notabene sangat mirip
sekolah, tetap saja dia tidak bisa menyebut anak-anaknya pergi sekolah.
Demikian pun, keluarga yang mengirimkan anaknya ke sekolah tidak bisa
disebut praktisi homeschooling kendatipun dia memperkaya proses
pendidikan anaknya dengan mengambil inspirasi dari praktek
homeschooling. Mengambil inspirasi dari praktek homeschooling (dan dari
manapun) adalah sebuah hal yang sah dan baik, tetapi tetap harus memakai
istilah yang tepat.
Homeschooling adalah homeschooling. Sekolah adalah sekolah. Orangtua
yang memilih homeschooling, berarti anaknya tidak sekolah. Orangtua yang
anaknya sekolah berarti tidak sedang menjalankan homeschooling. Dan
sebaiknya kita menghindari sebutan semi-homeschooling karena hanya akan
menimbulkan ketidakjelasan dalam pemaknaannya.Toch, antara homeschooling
dan sekolah tak ada yang lebih baik antara satu dengan lainnya.
**
Pengertian mengenai homeschooling ini menurut saya perlu diperjelas
agar dapat memandu masyarakat. Sebab, gagasan homeschooling itu masih
sangat baru di Indonesia dan sekarang adalah masa terjadinya kontestasi
(perlombaan) untuk memaknai gagasan homeschooling. Ada sebagian
kecenderungan homeschooling dijadikan nama untuk lembaga/institusi (dan
saya termasuk di dalam barisan yg tidak setuju karena ini akan mencabut
spirit HS yang paling mendasar yaitu pemberdayaan di tingkat keluarga).
Ada lagi sebagian kecenderungan memaknai HS dengan sangat ringan,
sebagai proses pengayaan (enrichment) untuk proses pendidikan formal
(dan saya juga tidak sepakat dengan pengertian ini karena ini akan
membuat HS kehilangan makna dan menjadi sangat cair di dalam hegemoni
sekolah sebagai satu-satunya model pendidikan yang diakui).
3. Mengapa perlu dibahas
Apa perlunya definisi dan pengertian homeschooling itu dibahas?
Menurut saya, sebagai sebuah gerakan sosial, ada idealitas dan
tujuan-tujuan dalam praktek homeschooling yang bermanfaat untuk dunia
pendidikan. Idealitas itu baru kelihatan kalau kita memperjelas gagasan
tentang homeschooling dan menjadikannya sebagai sebuah hal yang praktis
(bisa dilakukan). Dengan demikian, homeschooling memiliki daya gesek
untuk realitas pendidikan yang ada di hadapan kita.
Beberapa dampak sosial yang bisa kita harapkan dari homeschooling menurut saya adalah:
a.Pemberdayaan keluarga
Keluarga (bukan lembaga) adalah yang menjadi fokus dalam homeschooling.
Keluarga didorong untuk mengenali haknya dalam menyelenggarakan
pendidikan mandiri dan diteguhkan bahwa mereka mampu mengambil keputusan
terbaik untuk anak-anak dalam bidang pendidikan sehingga bisa terhindar
dari rasa tak berdaya dengan adanya satu model pendidikan di sekolah
yang menurut mereka tak dapat memenuhi idealitas yang dicita-citakan.
Pada titik ini, homeschooling memberikan kontribusi dan alternatif
(pilihan-pilihan) kepada keluarga atas ketidakpuasan terhadap sekolah.
b. Penghormatan keragaman anak
Homeschooling dengan model pendidikan yang terkustomisasi, one-on-one,
memberikan peluang besar untuk pengembangan Kecerdasan Majemuk (Howard
Gardner) dan berfokus pada kreativitas/passion (Sir Ken Robinson).
Dengan modelnya yang kecil/organik dan non-institusional, homeschooling
memiliki peluang untuk pengembangan berbagai model pendidikan yang bisa
menjadi inspirasi bagi keluarga maupun pendidikan formal. Tradisi
penghormatan terhadap keragaman anak ini diharapkan bisa mengimbas ke
dalam model pendidikan formal.
c. Membuka Sudut Pandang Monolitik
Dengan memposisikan homeschooling sebagai model yang berbeda dari sekolah akan membuka ruang bagi pandangan-pandangan tentang pendidikan yang berbeda dari sekolah. Pendidikan tak lagi disamakan dengan sekolah karena banyak sudut pandang dan metode yang dapat digunakan untuk melihat pendidikan.
Dengan memposisikan homeschooling sebagai model yang berbeda dari sekolah akan membuka ruang bagi pandangan-pandangan tentang pendidikan yang berbeda dari sekolah. Pendidikan tak lagi disamakan dengan sekolah karena banyak sudut pandang dan metode yang dapat digunakan untuk melihat pendidikan.
Dengan membuka ruang untuk model yang berbeda dari sekolah, kita bisa
memiliki kesempatan yang sangat luas dan pilihan-pilihan yang sangat
lebar tentang pendidikan. Diantaranya, kita dapat memasuki esensi-esensi
pendidikan dan tidak dibatasi oleh berbagai “keharusan” yang sebenarnya
tak esensial. Secara sederhana, anak bisa belajar apa saja yang
diminati, belajar di mana saja yang disukai, belajar kapan saja
diinginkan, belajar dari siapa saja yang mencerahkan. Karena belajar itu
hak bukan kewajiban, belajar itu menyenangkan bukan membebani.
**
Demikian catatan singkat saya tentang homeschooling (yang ternyata
menjadi panjang). Semoga ada manfaatnya untuk perkembangan homeschooling
di Indonesia dan dunia pendidikan Indonesia pada umumnya.
Hanya satu yang kita inginkan bersama: untuk pendidikan yang lebih baik, untuk Indonesia yang lebih baik.
http://rumahinspirasi.com/definisi-dan-pengertian-homeschooling/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar