·
Setidaknya itulah yang diajarkan Syaikh DR. Anis Thahir Al Andunisy pada murid-muridnya.
Kurang lebih 4,5 tahun yang lalu Syaikh Dr. Anis Thahir Al Andunisy memulai talim rutinnya di masjid nabawi. Dimajelisnya ini beliau membahas 5 kitab sekaligus selama empat hari disetiap pekannya.
Setiap hari ada dua kitab yang dibahas.
Saya sempat betanya-tanya, "apa iya buku-buku tersebut selesai dibahas sebelum saya lulus..?? Apalagi kalau melihat cara beliau menguraikan setiap kitab, hampir mustahil kalau semua kitab itu bisa selesai dalam waktu 4 tahun.
Beliau selalu bilang, " Tujuan kita bukan untuk menyelesaikan semua kitab, tapi mengambil keberkahan ilmu yang ada disetiap kitab ini". Mirip seperti apa yang diucapkan syaikh Abdul Karim Al Khudhair pada pertemuan perdana pembahasan Sunan Abi Daud di Masjid Bin Baz UIM.
Oh iya, mungkin saya perlu sedikit berbagi tentang nama kitab dan cara beliau menguraikan kitab-kitab tersebut.
1. Kitab As Syariah karya Al Ajurry.
Metode beliau dalam menguraikan kitab ini adalah:
a. Membaca keseluruhan Sanad dan Matan baik Hadits maupun atsar
b. Menjelaskan satu persatu status setiap rowi (narator). Tak jarang beliau menyebutkan biografi singkat sebagian rowi atau menukilkan perkataan masyhur dari rowi tersebut.
Tidak cukup sampai disitu, beliau bahkan menyebutkan faidah tarbawi dari fragmen hidup rowi yang dianggap perlu sebagai cermin dalam mengambil sikap dizaman ini.
c. Menyimpulkan hukum sahih dan tidaknya hadits atau atsar tersebut.
d. Menjelaskan faidah yang bisa dipetik dari hadits dan atsar tersebut. Faidah itu mencakup Aqidah, Adab, Hukum, dan sastra arab
e. Menyebutkan sumber lain dari hadits dan atsar yang sedang dikaji.
2. Kitab Syamaail Muhammadiyah karya At Tirmidzi (telah selesai dibahas)
Metode yang dipakai dalam menjelaskan kitab ini sama persis dengan metode di atas.
3. Nuzhatun Nadzar karya Al Hafidz Ibnu Hajar -rahimahullah- (Telah selesai dibahas)
Metode beliau dalam menguraikan kitab ini adalah:
a. Membaca beberapa baris matan (teks buku)
b. Menjelaskan kandungan matan
c. Menyebutkan perbedaan pandangan para ulama.
d. Menyebutkan contoh dari setiap istilah
e. Menyebutkan biografi singkat pada beberapa nama yang disebutkan oleh Al Haafidz Ibn Hajar -rahimahullah-
f. Menyebutkan referensi yang berkaitan langsung dengan topik pembahasan
4. Nurul Uyun Fi talkhis Sirah Al Amin Al Ma'mun karya Ibnu Sayyidinnas
Metode yang digunakan dalam menjelaskan kitab ini adalah:
a. Membaca matan
b. Menjelaskan matan
c. Melakukan tinjauan ulang terhadap informasi sejarah yang dinukil oleh ibnu sayyidinnas berdasarkan qaidah yang digunakan para muhadditsin.
d. Melakukan kritik terhadap sanad bila diperlukan.
e. Menyebutkan biografi para tokoh yang disebutkan oleh Ibnu Sayyidinnas
f. Kesimpulan
5. As Subul As Sawiyah karya Hafidz Hakami
Kitab ini berisi ribuan bait yang merangkum fiqih 4 madzhab. Metode beliau dalam
menjelaskan buku ini adalah:
a. Membaca bait-bait yang akan diuraikan
b. Menjelaskan makna dari kosa kata yang jarang dipakai
c. Menjelaskan makna bait syair secara global
d. Menjelaskan faidah fiqhiyah dan adabiyah dari setiap bait
e. Menyebutkan pandangan setiap madzhab dengan menyertakan dalil yang dijadikan pijakan madzhab-madzhab tersebut.
f. Membedah status hukum setiap hadits yang dijadikan landasan setiap madzhab berdasarkan qaidah yang digunakan para muhaddits
g. Menyebutkan pendapat yang rojih dari setiap masaalah.
h. Menyertakan pandangan komisi fatwa ulama saudi dan hasil keputusan liga fiqih internasiaonal yang berpusat di Jeddah
Beberapa Kitab tambahan
6. Kitab Manasik karya Syaikh Ahmad Ibnu Abdil Halim Al Harrany (selesai dibahas)
Metode yang digunakan dalam menjelaskan kitab ini:
a. Membaca matan
b. Menjelaskan makna global
c. Melakukan kajian ulang terhadap masaalah-masaalah fiqhiyah yang disebutkan Syaikhul Islam
7. Jawaab Al Bahir fi Zuwar Al Maqaabir karya Syaikh Ahmad Ibnu Abdil Halim Al Harrany (selesai dibahas)
Metode yang digunakan sama seperti metode yang digunakan saat mengkaji kitab manaasik. Namun pada kitab ini pembahasan beliau lebih menitikberatkan pada sisi aqidah dan hukum-hukum yang berkenaan langsung dengan kuburan.
8. Durus Ammah karya Ibnu Baz (selesai dibahas)
Metode yang digunakan sama seperti metode yang digunakan saat mengkaji kitab Manaasik.
9. Al Adab Al Mufrad karya Imam Bukhory
Metode yang digunakan sama seperti metode yang beliau gunakan saat mengkaji kitab As Syariah dan As Syamaail Al Muhammadiyah
10. Muqaddimah Ibnu Sholah karya Ibnu Sholah
Metode yang digunakan sama seperti metode yang digunakan beliau saat mengkaji kitab An Nuzhah.
11. ِAl fiyah Siroh Nabawiyah karya Al Kajnury
Metode yang digunakan
a. Membaca bait yang akan dijelaskan
b. Melakukan kajian ulang
c. Selebihnya sama seperti saat mengkaji kitab Nuurul Uyuun.
Yang unik dalam pengajian beliau adalah kesabaran beliau dalam mengulangi setiap pelajaran. Sebelum memulai pelajaran baru beliau membaca ringkasan pelajaran sebelumnya dengan sedikit tambahan penjelasan, setelah itu masuk pada pembahasan yang baru. Terkadang dua pertemuan dipakai untuk membahas masaalah yang sama. Tak lupa beliau melontarkan beberapa pertanyaan seputar materi yang telah dipelajari dan memberi hadiah buku bagi siapa saja yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Metode ini sempat membuat kami kewalahan. Secara pribadi kami sempat mengalami kebosanan dengan metode ini. Puncaknya kami meninggalkan majelis beliau untuk beberapa pekan. Sering terbesit dalam hati, "Kalau seperti ini kapan selesainya....?. Namun seiring berjalannya waktu kami baru mengerti mengapa beliau tetap istiqomah dengan metode melelahkan tersebut. Padahal beberapa ikhwah sudah berulangkali memberi masukan pada beliau agar mencukupkan pada satu kitab saja disetiap pertemuan. Ternyata beliau ingin agar semua bidang ilmu menjadi satu kesatuan ajar. Sehingga para penuntut ilmu tidak hanya terfokus pada satu bidang ilmu saja dan melupakan bidang ilmu yang lain. Beliau menegaskan bahwa antara satu ilmu dan ilmu lainnya saling memiliki keterkaitan.
Semoga Allah selalu menjaga Syaikh hafidzahullah. fb: Aan candra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar