Pages

Test Footer

Test Footer 2

Blogroll

Blogger templates

Test Footer 1

Antara belajar dan bersekolah

Dunia pendidikan kita adalah dunia sekolah. Belajar selalu diidentikkan dengan sekolah. Yang dinamakan belajar itu yang bersekolah. Kalau tidak bersekolah berarti tidak belajar. Itulah pemahaman mainstream yang dianggap sebagai kebenaran pada saat ini.

Akibatnya, makna belajar menjadi menyempit. Belajar diidentikkan dengan bagaimana sekolah diselenggarakan. Jadi, yang disebut belajar itu ada jam khususnya, antara jam 7-12. Belajar itu tentang mata pelajaran, kalau bukan tentang mata pelajaran bukan dinamakan belajar, tetapi sekedar hobi. Belajar itu harus duduk diam mendengarkan penjelasan guru; kalau menonton Great Migration di NGC atau mengoprek alat elektronik, itu bukan belajar tetapi hanya mengisi waktu luang. Belajar itu harus keluar rumah dan di gedung tertentu; kalau membuat masakan di rumah itu bukan belajar, tapi membantu pekerjaan orangtua.
Halah…. menyedihkan. Tapi begitulah kira-kira potret pandangan umum tentang belajar yang sudah dirancukan dengan sekolah.
**
Padahal, belajar jauh lebih luas maknanya daripada bersekolah. Sekolah hanyalah salah satu bentuk dan model belajar. Tetapi, belajar itu sendiri tak identik dengan sekolah. Yang wajib itu adalah belajar, bukan sekolah.
Oleh karena itu, tantangan besar kita adalah mengembalikan keluasan makna belajar. Belajar bisa apa saja (yang diminati), belajar bisa dilakukan di mana saja (yang disukai), belajar bisa terjadi kapan saja (diinginkan), belajar bisa dari siapa saja (yang mencerahkan).
Itulah pendidikan sepanjang hayat, kehidupan yang menjadi ruang belajar sekaligus proses belajar.
Bisakah kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.