Berikut ini lanjutan kutipan Talk Show bersama Ustadz Dr. Erwandi Tarmidzi, M.A.
(Kriteria Pendidik)
Salah seorang kholifah ketika mengirim anaknya kepada seorang alim untuk belajar berkata kepada alim tersebut, “Perbaikilah dirimu terlebih dahulu karena yang akan pertama kali dilihat oleh seorang murid adalah gurunya.” Di mata siswa, guru adalah contoh yang harus ditiru.
Ada satu hal yang paling penting diwaspadai dari interaksi seorang murid dan guru. Ada satu kondisi dimana seorang siswa berusaha secara sadar mencontoh gurunya. Namun ada satu kondisi dimana siswa tanpa sadar mencontoh atau meniru syakhsiyah (kepribadian/ atau karakter) gurunya. DAN INI SANGAT BERBAHAYA. Oleh karena itulah agama kita menjelaskan “Seseorang itu tergantung agama orang terdekatnya. Maka lihatlah dengan siapa dia bergaul” Kita lihat bagaimana seseorang yang mengagumi seorang ulama, dia tanpa sadar terbawa dengan gaya bicara, cara berjalan, bahkan cara duduknya. Hal itu dilakukan bukan dengan niat “Copy Paste” namun ‘meniru tanpa sadar.’
Maka selayaknya bagi orang tua ketika menitipkan anaknya ke sekolah untuk memperhatikan gurunya. Dan SELAYAKNYA BAGI PENGELOLA SEKOLAH ISLAM DALAM PEREKRUTAN GURU YANG PERTAMA KALI DIPERHATIKAN ADALAH SULUK DAN AKHLAKNYA. Adapun masalah keilmuan...hal itu penting juga namun prioritasnya di bawah itu (SULUK DAN AKHLAK). Jika akhlak dan suluk guru ini baik maka akan sangat berpengaruh terhadap siswa-siwanya, walaupun dia tidak terlalu pintar dalam mengajar . jika hal ini tidak diperhatikan maka hal ini akan berbahaya bagi si anak. Manusia itu cenderung belajar dengan apa yang dia lihat (visual). Dalam satu menit manusia dapat merekam banyak gambar dari yang dia lihat dan semua terekam dalam memorinya. Dan aspek visual ini lebih cepat dari aspek audio (mendengar).
Maka benarlah apa yang dilakukan kholifah tadi yaitu nasehat kepada alim yang ingin mengajarkan ilmu kepada anaknya agar menjelmakan Islam dalam kepribadiannya. Dan memang sulit mencari guru seperti ini. Namun ketika ada kesempatan untuk mengubah karakter atau kepribadian guru maka kita pergunakan kesempatan itu karena pentingnya hal ini dalam pembentukan kepribadian siswa.
(Sistem perekrutan)
Pembawa acara Talk Show bertanya: Seringkali kami pengelola sekolah mengawali semuanya dengan hal hal yang sifatnya administratif. Misalnya kita melihat syarat adimistratifnya:harus punya gelar Sarjana. Bagaimana seharusnya kita bersikap?
Kita juga tidak mengingkari bahwa ada persyaratan khusus yang ditetapkan walityul amr seperti kriterianya harus sarjana. Maka kita ikuti hal tersebut. Namun tetap perhatikan SULUK DAN AKHLAKNYA sehingga nanti siswa akan meniru kepribadian guru dari cara bicara, cara berjalan, cara berpakaian, dst., yang nantinya si siwa akan melihat beginilah Islam diamalkan. Jika ada kriteria yang ideal: SARJANA dan BAIK AKHLAK SERTA ADAB/SULUKNYA MAKA INI ADALAH EMAS MERAH. EMAS BIASANYA KUNING. NAMUN INI EMAS MAHAL. MAKA HARGAILAH EMAS MERAH INI SEBAGAIMANA MESTINYA. Jika ada guru yang seperti ini maka ambillah dia karena dia akan memberi pengaruh bukan saja kepada siswanya namun juga teman teman di sekitarnya.
Pelajaran penting:
Aspek TERPENTING dalam penentuan kriteria pengajar adalah AKHLAK DAN SULUK/ADAB. Kita juga tidak menutup realita bahwa seringkali sulit mencari kriteria yang telah ditetapkan waliyul amr seperti sarjana sekaligus memiliki karakter atau akhlak yang dapat berpengaruh bukan saja bagi siswa atau teman sekerjanya. Namun ketika ada kesempatan untuk bisa memperbaiki atau mengembangkan karakter tersebut maka gunakan kesempatan itu sebaik-baiknya.
Bagi guru, mengerjakan hal-hal yang sifatnya manajerial atau administratif hendaknya tidak melupakan prioritas pertama dan utama yakni pembenahan akhlak dan adab baik untuk guru ataupun siswanya. Sebagaimana juga memperhatikan syarat-syarat administratif yang ditetapkan waliyul ‘amr dalam perekrutan guru hendaknya jangan pula melalaikan aspek terpenting bagi pendidik yakni kriteria akhlak dan adab.
Guru dapat mengembangkan kepribadiannya dengan menggunakan kesempatan sebaik-baiknya untuk hadir di majelis ilmu dengan harapan ada perbaikan akhlak dan suluk. Jika guru justru sibuk dan dibebani dengan hal-hal yang bersifat administratif kemudian melalaikan hadir di majelis ilmu, maka akan sulit untuk mencetak pendidik yang dapat mempengaruhi anak didiknya untuk bisa berakhlak dan adab yang baik.
Nas-alullah as salamah wal ‘afiyah.
~WAHANA BELAJAR UNTUK YANG BERJIWA HANIF~ yayasan Al-hanif cilegon
(Kriteria Pendidik)
Salah seorang kholifah ketika mengirim anaknya kepada seorang alim untuk belajar berkata kepada alim tersebut, “Perbaikilah dirimu terlebih dahulu karena yang akan pertama kali dilihat oleh seorang murid adalah gurunya.” Di mata siswa, guru adalah contoh yang harus ditiru.
Ada satu hal yang paling penting diwaspadai dari interaksi seorang murid dan guru. Ada satu kondisi dimana seorang siswa berusaha secara sadar mencontoh gurunya. Namun ada satu kondisi dimana siswa tanpa sadar mencontoh atau meniru syakhsiyah (kepribadian/ atau karakter) gurunya. DAN INI SANGAT BERBAHAYA. Oleh karena itulah agama kita menjelaskan “Seseorang itu tergantung agama orang terdekatnya. Maka lihatlah dengan siapa dia bergaul” Kita lihat bagaimana seseorang yang mengagumi seorang ulama, dia tanpa sadar terbawa dengan gaya bicara, cara berjalan, bahkan cara duduknya. Hal itu dilakukan bukan dengan niat “Copy Paste” namun ‘meniru tanpa sadar.’
Maka selayaknya bagi orang tua ketika menitipkan anaknya ke sekolah untuk memperhatikan gurunya. Dan SELAYAKNYA BAGI PENGELOLA SEKOLAH ISLAM DALAM PEREKRUTAN GURU YANG PERTAMA KALI DIPERHATIKAN ADALAH SULUK DAN AKHLAKNYA. Adapun masalah keilmuan...hal itu penting juga namun prioritasnya di bawah itu (SULUK DAN AKHLAK). Jika akhlak dan suluk guru ini baik maka akan sangat berpengaruh terhadap siswa-siwanya, walaupun dia tidak terlalu pintar dalam mengajar . jika hal ini tidak diperhatikan maka hal ini akan berbahaya bagi si anak. Manusia itu cenderung belajar dengan apa yang dia lihat (visual). Dalam satu menit manusia dapat merekam banyak gambar dari yang dia lihat dan semua terekam dalam memorinya. Dan aspek visual ini lebih cepat dari aspek audio (mendengar).
Maka benarlah apa yang dilakukan kholifah tadi yaitu nasehat kepada alim yang ingin mengajarkan ilmu kepada anaknya agar menjelmakan Islam dalam kepribadiannya. Dan memang sulit mencari guru seperti ini. Namun ketika ada kesempatan untuk mengubah karakter atau kepribadian guru maka kita pergunakan kesempatan itu karena pentingnya hal ini dalam pembentukan kepribadian siswa.
(Sistem perekrutan)
Pembawa acara Talk Show bertanya: Seringkali kami pengelola sekolah mengawali semuanya dengan hal hal yang sifatnya administratif. Misalnya kita melihat syarat adimistratifnya:harus punya gelar Sarjana. Bagaimana seharusnya kita bersikap?
Kita juga tidak mengingkari bahwa ada persyaratan khusus yang ditetapkan walityul amr seperti kriterianya harus sarjana. Maka kita ikuti hal tersebut. Namun tetap perhatikan SULUK DAN AKHLAKNYA sehingga nanti siswa akan meniru kepribadian guru dari cara bicara, cara berjalan, cara berpakaian, dst., yang nantinya si siwa akan melihat beginilah Islam diamalkan. Jika ada kriteria yang ideal: SARJANA dan BAIK AKHLAK SERTA ADAB/SULUKNYA MAKA INI ADALAH EMAS MERAH. EMAS BIASANYA KUNING. NAMUN INI EMAS MAHAL. MAKA HARGAILAH EMAS MERAH INI SEBAGAIMANA MESTINYA. Jika ada guru yang seperti ini maka ambillah dia karena dia akan memberi pengaruh bukan saja kepada siswanya namun juga teman teman di sekitarnya.
Pelajaran penting:
Aspek TERPENTING dalam penentuan kriteria pengajar adalah AKHLAK DAN SULUK/ADAB. Kita juga tidak menutup realita bahwa seringkali sulit mencari kriteria yang telah ditetapkan waliyul amr seperti sarjana sekaligus memiliki karakter atau akhlak yang dapat berpengaruh bukan saja bagi siswa atau teman sekerjanya. Namun ketika ada kesempatan untuk bisa memperbaiki atau mengembangkan karakter tersebut maka gunakan kesempatan itu sebaik-baiknya.
Bagi guru, mengerjakan hal-hal yang sifatnya manajerial atau administratif hendaknya tidak melupakan prioritas pertama dan utama yakni pembenahan akhlak dan adab baik untuk guru ataupun siswanya. Sebagaimana juga memperhatikan syarat-syarat administratif yang ditetapkan waliyul ‘amr dalam perekrutan guru hendaknya jangan pula melalaikan aspek terpenting bagi pendidik yakni kriteria akhlak dan adab.
Guru dapat mengembangkan kepribadiannya dengan menggunakan kesempatan sebaik-baiknya untuk hadir di majelis ilmu dengan harapan ada perbaikan akhlak dan suluk. Jika guru justru sibuk dan dibebani dengan hal-hal yang bersifat administratif kemudian melalaikan hadir di majelis ilmu, maka akan sulit untuk mencetak pendidik yang dapat mempengaruhi anak didiknya untuk bisa berakhlak dan adab yang baik.
Nas-alullah as salamah wal ‘afiyah.
~WAHANA BELAJAR UNTUK YANG BERJIWA HANIF~ yayasan Al-hanif cilegon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar