Pages

Test Footer

Test Footer 2

Blogroll

Blogger templates

Test Footer 1

SEMAKIN TINGGI SEKOLAHNYA NAMUN MENGAPA TIDAK SEMAKIN TINGGI AKHLAK DAN PRILAKUNYA ?


Zaman dulu apa bila seseorang dikatakan ia adalah orang yang BERPENDIDIKAN TINGGI sudah bisa di zamin karakter dan etika prilaku moralnya akan baik tapi bagaimana dengan zaman sekarang ?
Sebuah komentar menarik dari artikel tentang Uji Kompetensi Calistung untuk masuk SEKOLAH DASAR.
Sekolah menguji hal-hal yang tidak di butuhkan anak bagi kehidupan dan lupa menguji hal-hal yang secara nyata dibutuhkan bagi kehidupan seorang anak yakni Ahlak yang baik.
Hal yang nyata di butuhkan seorang anak di kehidupan:
Akhlak :
semisal (mau membuang sampah pada tempat nya, antri tertib, sayang orang tua
bisa merawat barang milik nya dan milik bersama,
Budi Pekerti/ ( Kesopanan / Tata Krama,
Kepedulian, Empati )misalnya: tdk berbuat kasar ato berkata kasar
(mau menggunakan kata2 magic words sprt: MAAF, TERIMA KASIH, TOLONG, BOLEH KAH SAYA..........)
mau menghargai perbedaan, mau menaati peraturan yg berlaku,
UJI KEMANDIRIAN misalnya: ( bisa ganti baju sendiri, Bisa makan sendiri, tdk pipis sembarangan. bisa ke kmr kecil sendiri,
memahami pola hidup bersih, mau merapikan buku, mainan dan tempat tidur nya sendiri. dsb.
Saya rasa kemampuan2 dasar seperti ini mjdi hal yg wajib dan utama unt di pahami dan diterapkan dalam kehidupan anak2 sejak dini, terkait kebutuhan mereka sbg makhluk sosial dan individu.
Unlike · Reply · 11 · 6 hours ago · Edited
by Wida Lestari
edited by AE
sementara yang di ajarkan di sekolah:
1. Matematika berikut soal dan rumus yang njelimet untuk anak sementara anak tidak paham untuk apa gunanya dan kapan ia menggunakan ini semua dalam hidupnya.
2. PPKN berikut upacara yang maknanya tidak pernah di bahas melainkan harus di hapalkan. Sperti tugas lurah, tugas camat dsb.
3. Bahasa Indonesia yang setiap hari sudah menjadi bahasa sehari-hari dan bukan aplikasi berbahasa yang santun dan bukan kata2 yang kotor dan kasar.
4. Sejarah, menghapal nama-nama dan tahun kejadian dan bukan hikmah pelajaran dari sejarah agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.
5. dan seterusnya.
Ayah Edy Parenting

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.