Dari mana mulai mengajarkan belajar mandiri? Apa yang bisa dilakukan agar anak bisa menjadi pembelajar mandiri?
Dalam hal ketrampilan, salah satu hal yang bisa dilakukan adalah
membangun ketrampilan untuk menceritakan ulang. Orangtua terbiasa
memberikan perhatian pada hal-hal yang dilakukan anak-anak dan terbiasa
bertanya. Proses ini disukai anak-anak karena mereka menikmati perhatian
dari orangtuanya. Pada saat bersamaan, mereka sebenarnya sedang belajar
banyak hal, mulai konsentrasi, perhatian, mengingat, membangun logika,
dan berkomunikasi.
**
Dalam pengalaman keluarga kami, kegiatan yang terlihat sepele ini
kami coba lakukan dengan sadar dan sungguh-sungguh. Begitu anak mulai
bisa berkomunikasi, kami berusaha menjalin komunikasi dengan mereka
dengan memperbesar ruang bagi mereka untuk bercerita/berpendapat. Kami
berusaha untuk sering bertanya kepada anak-anak mengenai apa yang mereka
tonton atau kegiatan yang baru mereka lakukan.
Setelah mereka sudah bisa membaca dan mulai suka membaca, kami
berusaha untuk sering bertanya tentang apa yang mereka baca. Sambil
bertanya, kami juga berusaha memberikan feedbacak dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan untuk memperdalam cerita mereka.
Untuk mengajarkan anak-anak kemampuan menceritakan ulang, kami bahkan
secara khusus melakukan program membaca dan menceritakan ulang.
Anak-anak kami minta memilih salah satu judul berita/artikel dari Koran
Anak-anak untuk dibaca. Kemudian kami minta mereka untuk menceritakan
apa yang baru saja mereka baca. Kegiatan ini kami lakukan secara rutin,
hampir setiap hari, dalam jangka waktu yang cukup lama.
**
Beberapa tahun setelah kegiatan semacam itu menjadi bagian keseharian
kami, tapi tak lagi dilakukan secara rutin, kami mulai merasakan
manfaatnya. Anak-anak terbiasa membaca dan mengambil kesimpulan, bukan
pasif minta diajari. Mereka juga terbiasa menceritakan ulang dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang baru saja mereka baca.
Satu hal yang cukup mengejutkan bagi kami, saat ini Yudhis (9) sudah
mulai bisa dilepas untuk membaca buku pelajaran sendiri. Dia membaca
satu bagian buku dan dia bisa menceritakan ulang materi yang baru
dibacanya atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan. Kalau
ada materi yang belum dimengertinya, dia memilih untuk datang kepada
kami dan bertanya, sebelum menyelesaikan materi yang dibacanya.
Beberapa materi seperti Matematika, IPA, Bahasa Inggris, Bahasa
Indonesia, dan pengetahuan umum sudah relatif bisa dilepas dengan metode
ini. Sementara materi yang padat teks dan agak teoritis seperti IPS dan
PKN belum sepenuhnya bisa.
Dengan proses yang berjalan hingga saat ini, kami semakin yakin bahwa
proses mengajar (seperti di sekolah) itu sebenarnya bisa diminimalkan.
Ternyata anak bisa diajarkan untuk mandiri sejak kecil. Dan ketika anak
semakin mandiri dalam belajar, peran terbesar orangtua dalam
homeschooling sebenarnya bukanlah menjadi guru/pengajar, tetapi lebih
pada peran sebagai fasilitator dan dinamisator untuk proses belajar yang
mereka jalani.
www.rumahinspirasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar